MARI MEMBUKA JENDELA DUNIA DENGAN MEMBACA

Minggu, 04 November 2012

Buku Referensi Ekor Pegas Pertama dalam Bahasa Indonesia

Buku Referensi Ekor Pegas Pertama dalam Bahasa Indonesia
Penulis : Yunanto Wiji Utomo

Steven Hopkin Collembola jenis Anurida maritima
CIBINONG, KOMPAS.com - Peneliti Pusat Peneliyian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Yayuk Suhardjono bekerjasama dengan penerbit Vegamedia menerbitkan buku referensi fauna ekor pegas pertama dalam bahasa Indonesia.

Ekor pegas yang juga disebut Coillembola adalah jenis serangga yang hidup di tanah, tersebar di beragam macam habitat. Jenis serangga ini berfungsi sebagai pengurai dalam ekosistem, membantu kelangsungan siklus nutrisi di alam.

Penerbitan buku ini berfungsi mengenalkan Collembola dan perannya dalam ekosistem. "Collembola ini serangga kecil sehingga kadang luput dari perhatian. Lewat buku ini, saya ingin lebih mengenalkan Collembola kepada masyarakat," kata Yayuk.

Yayuk mengungkapkan, buku tentang Collembola tersebut disusun bersama dua peneliti dari Natural History Museum di Paris, Loius Deharveng dan Anne Bedos. Buku disusun selama kurang lebih 5 tahun dan memuat infomrasi dari sekitar 300 spesies Collembola.

Buku diluncurkan bersama perayaan ulang tahun ke 118 Museum Zoologi Bogor yang berlangsung di Pusat Penelitian Biologi, Cibinong, Minggu (4/11/2012). Setelah peluncuran, buku akan diperkenalkan ke beberapa universitas di Indonesia.

Yayuk mengungkapkan, buku yang disusunnya dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang mempelajari serangga, termasuk membantu kegiatan identifikasi keanekaragaman Collembola. Ia menuturkan, Collembola adalah serangga penting sebab rentan terhadap perubahan sehingga bisa menjadi indikator kualitas lingkungan.

Rosichon Ubaidillah, Kepada Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi, mengatakan, buku juga bisa berfungsi memacu minat generasi muda untuk meneliti Collembola. Peneliti Collembola terus dibutuhkan namun masih sedikit generasi muda yang serius menekuninya.

"Ibu Yayuk akan pensiusn pada tahun 2015, setelah itu belum ada penerusnya. Melalui buku ini, kita harapkan ada anak muda yang berminat," papar Rosichon dalam konferensi pers perayaan ulang tahun Museum Zoologi Bogor, hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar